Jumat, 13 Februari 2009

Mencerna Jeda

Kau seolah tak enggan menunggu deras air yang tumpah dari mataku berhenti untuknya. Masih kucoba pahami semua, diam aku tak berarti gagu mencerna katamu di ruang bisu; “Biarkan kucintaimu, kau cintainya, dan dia entah cinta siapa” terbata-bata kau hujani aku dengan kata. Padahal cinta mungkin sedang menertawakan kita, mengejek dan mengaminimu yang bermain dalam hujan kata-katamu samar makna kucerna. Dan ketakutan memeluk tubuhku dan tubuhmu begitu erat rapat, sementara kecewa kerap bersembunyi di balik pintu mencuri dengar pembicaraan kita.
Masih kucoba pahami semua, memilah yang terpilah, menjaga yang kerap tak terjaga, mencerna jeda lengkapi sela, walau tak mungkin sempurna.
Letih bermukim, segitiga tempat kita berhimpit terlalu sempit, kita mesti keluar..
(020407)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar